PENDAHULUAN
Pembelajaran
adalah seni kerjasama yang membantu alam melakukan apa yang dapat dilakukannya
sendiri meski tidak mungkin selalu baik. Tanpa bantuan guru, para siswa tidak
dapat belajar banyak hal sekaligus. Kebanyakan siswa dalam proses belajar
menjadi lebih pasti jika dibantu oleh seorang guru. Cara guru memandu dan
metode kerjanya membuat siswa menjadi lebih mudah dan efektif dalam belajar.
Pembelajaran
selalu melibatkan hubungan antara pikiran seseorang atau sekelompok orang dan
pikiran seseorang atau sekelompok orang lainnya. Hubungan seperti ini adalah
hubungan dua arah. Guru memberikan dan siswa menerima bantuan dan bimbingan
dimana siswa adalah subjek didik, yang menerima dan mengukuti disiplin yang
ditentukan oleh guru untuk pengembangan pikirannya. Beberapa hal yang menjadi
hubungan antara guru dan siswanya (dalam Paedagogi, Andragogi dan Heutatogi ; 2010)
antara lain :
- - Memfasilitasi peluang belajar
- - Menata lingkungan edukatif
- - Memotivasi belajar
- - Menangkap pikiran dan hati
- - Membangun keaktifan belajar
Beberapa poin diatas akan dibahas
berhubungan dengan hasil wawancara yang telah saya lakukan dengan seorang guru
SMP di Medan.
HASIL WAWANCARA
Identitas
Guru
Nama :
Adriyani Sihite, S.Pd
TTL : Medan, 8 Agustus 1985
Pendidikan
: S1 Pendidikan Fisika – FMIPA Universitas
Negeri Medan
Masa
mengajar: 7 tahun (2005-sekarang)
Bidang
studi : Fisika dan Matematika
Nama
sekolah : SMP Advent 4 Medan
Waktu
wawancara : Jumat, 12 April 2013 (16.00-16.30
WIB)
Tempat
wawancara : Rumah Kak Adriyani
Verbatim
wawancara
S :
Selamat sore kak Yan..
A :
Selamat sore dek..
S :
Minta waktunya sebentar boleh ya. Saya mendapat tugas wawancara dengan seorang
guru yang masih aktif mengajar serta minimal mengajar 5 tahun. Untuk itu, saya
rasa kakak pas untuk saya tanyakan beberapa hal mengenai pendidikan.
Bagaimana
kak? Bersedia kan?
A :
Ya.. boleh. Kebetulan kakak lagi punya waktu senggang diantara kesibukan
mengerjakan tugas-tugas ini, tidak ada salahnya membantu kamu juga untuk
mengerjakan tugas kan..
S :
Iya kak.. Terimakasih buat waktunya. Kita mulai perbincangannya ya. Bagi kakak,
apa sih arti pendidikan itu?
A :
Pendidikan itu merupakan suatu kebutuhan setiap orang, yang dapat menambah
pengetahuan dari segala aspek kehidupan.
S :
Bagaimana pandangan pendidikan pada masa sekarang ini menurut kakak sendiri?
A :
Ya.. tidak terlalu baiklah..
S :
Alasannya kak?
A :
Bisa kita lihat dari segi pendidik, banyak sekarang ini tenaga pendidik yang
tidak mampu menjadi seorang pendidik yang profesional. Karena belum mampu
sepenuhnya menguasai kelas, strategi pembelajaran dan menguasai materi yang
diajarkan.
S :
Apa yang menjadi motivasi bagi kakak untuk memilih menjadi guru?
A :
Motivasi pertama kali itu karena sejak kecil sering melihat kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh Mama kakak. Dan yang memperkuat motivasi menjadi
guru, pada masa kuliah dulu rasanya ingin membuat suatu strategi pembelajaran
yang baru, yang mampu menjadikan siswa itu menerima pelajaran dengan lebih
cepat dan tanggap.
S :
Apa yang menjadi tantangan terbesar kakak menjadi seorang guru?
A :
Tantangan? Banyaklah.. Yang pertama itu
penguasaan kelas misalnya memahami dengan baik pribadi siswa masing-masing.
Kemudian dalam hal penerapan strategi pembelajaran pada saat menyampaikan
materi pelajaran yang cukup sulit untuk dipahami siswa. Intinya seorang
pendidik itu harus mampu menjadi banyak pribadi dan membuat setiap materi
pelajaran menjadi mudah diterima siswa.
S :
Oh begitu ya kak.. terus kalo mengenai siswa-siswa kakak itu sendiri, bagaimana
dengan daya tangkap mereka di kelas?
A :
Setiap siswa memiliki daya tangkap yang berbeda tetapi dengan metode
pembelajaran yang kakak berikan sejauh ini, mereka memiliki daya tangkap yang
baik.
S :
Metode seperti apa itu kak? Fisika kan susah, apalagi rumusnya banyak. Gimana
kakak buat di kelas?
A :
Metode untuk setiap materi pelajaran itu berbeda, tetapi untuk membantu daya
tangkap mereka, kakak selalu menggunakan chart
atau alat bantu seperti gambar dan langsung membawa alat pendukung pelajaran
itu ke dalam kelas sehingga mereka bisa langsung melihat benda aslinya, tidak
hanya melihat gambar di buku saja. Ya.. enggak semua benda sih, yang layak dan
masih bisa untuk dibawa misalnya tuas, neraca pegas, seperti itu..
S :
Oke.. kalo yang barusan kan kita melihat dari segi pembelajaran formal di
sekolah. Kalo untuk kepribadian dan sikap siswanya bagaimana kak?
A :
Setiap anak itu memiliki latar belakang yang berbeda dari segi keluarga,
ekonomi, bahkan lingkungan. Sehingga tidak dapat dipungkiri kalau sikap setiap
siswa itu juga berbeda mencerminkan bagaimana kondisi mereka dari segala aspek.
S :
Ada enggak kak diantara mereka yang tingkah lakunya itu benar-benar tidak
mencerminkan seorang siswa?
A :
Pasti adalah.. Karena ada beberapa siswa yang memang berlatarbelakang keluarga
yang kurang baik tetapi ekonominya itu berkecukupan. Mereka suka pamer, bicara
dengan bahasa yang tidak baik, suka mukul temannya, bahkan berani melawan
gurunya sendiri karena menganggap remeh dan tidak menghargai gurunya.
S :
Lalu, kalau sudah begitu, kakak sebagai gurunya di kelas bagaimana?
A :
Kakak melakukan proses pendekatan dengannya supaya kakak bisa tahu apa
sebenarnya yang menyebabkan dia bertingkah laku seperti itu. Tidak langsung
men-judge siswa tersebut, karena kita
harus kembali kepada latar belakangnya itu kan.. Mungkin suasana di rumahnya
itu tidak nyaman, cuek dan kurang mendapat perhatian. Sehingga dia melakukan
hal-hal yang salah seperti itu tadi untuk mencari perhatian.
S :
Jadi intinya seorang pendidik itu harus seperti apa kak?
A :
Seorang pendidik itu harus bisa menjadi gurunya, sahabatnya bahkan tempat untuk
bercerita dan berbagi perasaannya, karena pada masa-masa peralihan seperti ini,
mereka memiliki emosi yang belum cukup stabil dan bertindak spontan tanpa
memikirkan dampak atau akibat dari perbuatannya itu.
S :
Kak, kan yang namanya pelajaran eksakta seperti matematika, fisika, dan
kawan-kawannya pasti tidak semua siswa menyukainya. Gimana cara kakak
meningkatkan cara belajar mereka baik di rumah maupun di sekolah?
A :
Kalau di sekolah, kakak membuat suasana kelas itu seperti arena bermain
sehingga siswa tidak jenuh menerima pelajaran itu misalnya membahas tentang
garis sudut. Mereka kakak kasi kesempatan untuk mencoba sendiri menggunakan
jangka dan busur yang pada akhirnya mereka menyadari bahwa semuanya itu tidak
sesulit yang mereka pikirkan sebelumnya. Tentu saja tetap disertai dengan
ketelitian.
Kalau
untuk di rumah, kakak sering membuat tugas kelompok seperti pada materi
aritmatika sosial. Mereka diajak untuk turun langsung ke tempat penjualan
(warung/grosir) untuk melihat perbedaan harga suatu barang. Jadi, mereka lebih
aktif dalam belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah.
S :
Baiklah kak. Saya rasa cukup sampai disini apa yang bisa saya tanyakan mengenai
pendidikan kepada kakak selaku seorang pendidik. Terima kasih buat waktunya.
Selamat sore.
PEMBAHASAN
“Guru untuk siswa”. Guru yang baik adalah
mereka yang dapat membangun hubungan dua arah dengan para siswanya, seperti
memfasilitasi peluang belajar, menata lingkungan edukatif, memotivasi belajar,
menangkap pikiran dan hati serta membangun keaktifan belajar. Beberapa poin penting
ini juga telah tampak di dalam wawancara yang saya lakukan dengan Kak Adriyani.
Pertama adalah
memfasilitasi peluang belajar dimana ia sesekali membawa alat peraga yang
sesuai dengan topik pembahasan fisika pada hari itu seperti tuas dan neraca
pegas. Kedua adalah menata lingkungan edukatif dimana untuk beberapa materi
yang dirasa cukup sulit, Kak Adriyani membuat suasana kelas seperti sebuah
permainan yang menyenangkan namun tetap memperhatikan ketelitian. Ketiga ialah
memotivasi belajar hampir bersamaan dengan diciptakannya lingkungan belajar
yang menyenangkan agar para siswa tidak cepat jenuh dan meyakinkan mereka bahwa
tidak ada materi yang sulit apabila mereka serius memperhatikan pelajaran.
Keempat ialah menangkap pikiran dan hati dimana ia tidak hanya menjadi guru
yang berdiri di kelas memberikan pelajaran, tetapi juga menjadi teman atau
sahabat dalam mendengarkan cerita ungkapan perasaan para siswa sehingga apabila
ditemukan hal-hal yang tidak baik yang mereka lakukan, dapat diketahui penyebab
sesungguhnya. Terakhir adalah membangun keaktifan belajar, seperti contohnya ia
mengajarkan topik perhitungan sudut dalam matematika menggunakan busur dan
jangka. Para siswa terlihat antusias untuk mencoba menggunakan 2 alat tersebut
sambil berdiskusi dengan teman-teman yang lain dan aktif bertanya kepadanya
apabila kurang dapat dimengerti. Belajar teori sekaligus mempraktikkan adalah
kuncinya.
TESTIMONI DAN SARAN
Menurut
saya, proses wawancara tersebut lebih dipandang untuk mencari tahu pada masa
sekarang ini, apa saja yang sudah dilakukan seorang guru untuk membantu
siswanya lebih mudah menerima pelajaran serta menjadi menjadi tahu peran yang
dapat ditunjukkan oleh guru baik di dalam maupun diluar lingkungan sekolah.
Sebaiknya,
pada saat ingin melakukan wawancara, kita memberikan garis besar pembahasan
yang akan ditanyakan sehingga guru, atau orang lain yang ingin kita wawancarai,
tidak merasa gugup dan dapat menjawab dengan lebih baik. Membangun raport yang baik juga menjadi kunci
berjalannya sebuah wawancara.
DAFTAR
PUSTAKA
Dani,
Sudarwan.2010.Pedagogi, Andragogi dan
Heutatogi.Bandung:Alfabeta