Minggu, 30 Mei 2010

UAS Psikologi Pendidikan-Sarah Situmorang

UAS Psikologi Pendidikan 09
Sarah Yunianty Situmorang

Kamis, 11 Maret 2010

menarilah KAMU, jari - jemariku ; tugas 3



KAMU, berdiri diatasnya.

hitam putih berjejer bergantian.

KAMU, ku hentakkan dengan lembutnya.

satu per satu dariMU ku ajak menari bersama rasa.

seraya mengatupkan mata dan jiwa ini terbawa.

simfoni dan alunan itu merasuk relung.

ya.. merasuk di dalam.. dan lebih dalam lagi.

ku tak mau bersuara,

hanya mampu merasakan penampilan yang KAMU beri.

sedetik.. semenit.. sejam.. sehari..

lebih dari itu semua.

serasa tubuh ini enggan tuk menjauh.

KAMU, terus dan terus menawarkan alunan terbaik.

ia pun tampak tak mau tuk melepasMU.

teruskan saja.. KAMU tak kan berani tuk ku hentikan.

satu, dua, tiga rangkaian melodi ini terdengar.

KAMU menyentuh seluruh deretan hitam putih ini.

makin lama, rasa ini semakin terhanyut.

tetap mengatupkan mata, sepertinya KAMU tampak malu.

teruskan saja.. KAMU tak kan berani tuk ku bentikan.

menarilah KAMU, menarilah..

tunjukkan padaku seluruh lekukan terbaikMU.

hingga nanti rasa ini semakin terhanyut,

dan KAMU memutuskan tuk tak lagi menari.

buat aku rindu mendapatkan tarian itu,

karena ku tahu pada saat KAMU menari,

alunan terbaik kan ku dapati.

menarilah KAMU, jari – jemariku..

Nama: Sarah Y Situmorang
NIM : 09-078

Jumat, 05 Maret 2010

Uji Coba Kuliah Online . Tugas Kelompok .

1. Bagaimana tinjauan psikologi pendidikan dalam proses interaksi guru dan siswa ?

a. Pengajaran dan pembalajran

* Pengajaran –transfer learning –pasif –pengetahuan

* Pembelajaran –kesiapan dan kemampuan belajar

* Perencanaan perubahan perilaku, berdasarkan prinsip-prinsip mengajar, teori perkembangan peserta didik, pengelolaan kelas dan strategi pembelajaran, serta mempertimbangkan kemungkinan dampak perubahan positi perilaku peserta didik.

INTERAKSI GURU-SISWA

Faktor utama yang mempengaruhi lingkungan belajar adalah guru.

Peran guru dalam interaksi pembelajaran antara lain :

1. Mempergunakan beragam teknik secara maksimal sehingga peseta didik dapat mengerjakan tugas secara maksimal.

2. Pengetahuan profesional –guru profesional.

3. Kemampuan menyeleksi perilaku yang akan berdampak pada perubahan perilaku positif peserta didik.

BENTUK INTERAKSI

Guru harus mengembangkan pemahaman dan perilaku secara tegas tentang :

- Hubungan antara mengajar dan disiplin.

- Faktor-faktor yang memotivasi peserta didik untuk berbuat.

- Perencanaan sistematis mengelola perilaku salah suai peserta didik sesuai karakteristik kelas.

- Permasalahan disiplin.

- Permasalahan tuna cakap belajar.

- Dampak masalah.

PERMASALAHAN DISPLIN

1. Terwujud dalam bentuk gangguan terhadap kegiatan mengajar, gangguan terhadap orang lain untuk belajar, kondisi tidak aman baik fisik maupun psikologis, perusakan fasilitas.

2. Dikelola secara pendidikan –bukan dengan tindak kekerasan.

3. Guru yang efektif harus mampu mengelola perilaku yang salah suai dalam waktu pembelajaran.

4. Guru yang dapat mengelola kelas akan mengajar secara efektif dengan senang dan percaya diri, dan kemampuan tersebut akanberdampat pada pencapaian prestasi belajar peserta didik.

MEMAHAMI PERILAKU

1. Guru harus memiliki kesadaran perilaku salah suai dapat ditangani dengan kontrol positif dibanding pendekatan negatif.

2. Secara mendasar manusia merasakan kebutuhan rasa aman.

3. Peserta didik membutuhkan perasaan diakui keberadaan, memiliki kompetensi, kemampuan/ kekuatan dan sifat baik/ kemampuan menyesuaikan diri.

2. Apa sajakah sumber yang mempengaruhi teknologi pembelajaran ?

Teknologi pembelajaran dapat dilihat sebagai bidang yang mempunyai perhatian khusus terhadap aplikasi, meskipun prinsip dan prosedurnya berdasar pada teori. Kawasan bidang ini telah melalui pergulatan antara pengaruh nilai, penelitian,dan pengalaman praktisi, khususnya pengalaman dengan teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Bidang ini kemudian berkembang tidak hanya berupa pengetahuan teoritik tetapi juga pengetahuan praktis.

Setiap kawasan dibentuk oleh : (1) landasan penelitian dan teori; (2) nilai dan perspektif yang berlaku; (3) kemampuan teknologi itu sendiri.

1. Pengaruh Teori dan Penelitian

Teknologi Pembelajaran telah dipengaruhi oleh teori dari berbagai bidang kajian. Akar teori ini dapat ditemui dalam berbagai disiplin, termasuk : psikologi, rekayasa, komunikasi, ilmu komputer, bisnis, dan pendidikan secara umum.

Secara singkat, pengaruh teori dan penelitian terhadap masing-masing kawasan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Desain

b. Pengembangan

c. Pemanfaatan

d. Pengelolaan

e. Penilaian

2. Nilai dan Perspektif Alternatif

Pada umumya nilai-nilai yang ada akan berfungsi sebagai landasan berfikir dan berbuat. Nilai-nilai ini mungkin berasal dari pelatihan dan pengalaman kerja yang sama, pembudayaan dari teori-teori atau karakteristik pribadi orang yang tertarik terhadap Teknologi Pembelajaran . Secara khusus, nilai-nilai yang mempengaruhi terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran, yaitu : (a) replikabilitas pembelajaran; (b) individualisasi; (c) efisiensi; (d) penggeneralisasian proses isi lintas; (e) perencanaan terinci; (f) analisis dan spesifikasi; (g) kekuatan visual; (h) pemanfaatan pembelajaran bermedia.

Gerakan psikologi konstruktivisme telah mempengaruhi terhadap Teknologi Pembelajaran. Menurut pandangan konstruktivisme bahwa disamping adanya relaitas fisik, namun pengetahuan kita tentang realitas dibangun dari hasil penafsiran pengalaman. Makna atas sesuatu tidak akan terlepas dari orang yang memahaminya. Belajar merupakan suatu rangkaian proses interpretasi berdasarkan pengalaman yang telah ada, interpretasi tersebut kemudian dicocokan pengalaman-pengalaman baru.

Konstruktivisme cenderung mempersoalkan perancangan lingkungan belajar daripada pentahapan kegiatan pembelajaran. Lingkungan belajar ini merupakan konsteks yang kaya, baik berupa landasan pengetahuan, masalah yang otentik, dan perangkat otentik yang digunakan untuk memecahkan masalah. Nampaknya, ada semacam keengganan terhadap adanya perumusan pengetahuan secara rinci yang harus dikuasai, dan kengganan terhadap simplikasi atau regulasi isi, karena semua proses itu akan meniadakan arti penting konteks yang kaya yang memungkinkan terjadinya transfer.

Perspektif alternatif lain yang mempengaruhi teknologi pembelajaran adalah dari kelompok yang memandang penting atas keunggulan belajar situasional (situated learning). Belajar situasional terjadi bilamana siswa mengerjakan “tugas otentik” dan berlangsung di latar dunia nyata. Belajar semacam ini tidak akan terjadi bilamana pengetahuan dan keterampilan tidak diajarkan secara kontekstual”.

Hlynka (1991) menjelaskan bahwa post-modern adalah suatu cara berfikir yang menjunjung prinsip keanekaragaman, temporal dan kompleks, dari pada bersifat universal, stabil dan sederhana.

Banyak implikasi filsafat post-modern untuk praktek dan teori desain sekarang ini, terutama tentang orientasi pemikiran yang menggunakan paradigma desain baru, dan tidak bersandarkan pada model desain yang sistematis. Filsafat post-modern lebih menyenangi pada hal-hal yang bersifat terbuka dan fleksibel, dari pada hal-hal yang tertutup, terstruktur dan kaku (Hlynka, 1991)

3. Pengaruh Teknologi

Perancang yang terampil dan kreatif dapat menghasilkan produk pembelajaran yang dapat memberikan keunggulan dalam : (a) mengintegrasikan media; (b) menyelenggarakan pengemdalian atas pembelajar yang jumlahnya hampir tidak terbatas, dan bahkan (c) mendesain kembali untuk kemudian disesuaikan kebutuhan, latar belakang dan lingkungan kerja setiap individu.

Teknologi, disamping mampu menyediakan berbagai kemungkinan tersedianya media pembelajaran yang lebih bervariasi, juga dapat mempengaruhi praktek di lapangan dengan digunakannya sarana berbasis komputer untuk menunjang tugas perancangan.

3. Apa sajakah model pembelajaran yang digunakan dan perbedaannya masing – masing ?

Beberapa model pembelajaran antara lain :

- model prosedural

Model ini menerapkan prinsip disain pembelajaran yang dilakukan dengan teratur dan terarah,sehingga dalam model ini pelaksaannya jelas,sehingga proses belajar dapat berjalan dengan efektif.

- model melingkar

Didalam model ini pelaksanaannya tidak ditentukan mana yang awal dan mana yang akhir,namanya juga melingkar jadi kegiatan disain pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dilakukan dari mana saja.

- Model Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Bertujuan untuk menuntun atau mengarahkan keoada seorang pengajar untuk bagaimana cara mengelola,menciptakan dan yang terpenting adalah cara berinteraksi dengan murid sehingga para siswa dapat termotivasi untuk belajar dan kegiatan belajar mengajarpun dapat berjalan dengan baik.

Macam-macam Metode Pembelajaran menurut beberapa tokoh :

1. Metode Demonstrasi (Demonstration Method)
Menurut Muhibbin

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah:
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut:
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh kenkret, dengan menghadirkan objek sebenarnya.
Kelebihan metode demonstrasi adalah anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, kurangnya pemahaman siswa tentang kegunaan benda yang dipertunjukkan.

2. Metode Inquiry
Menurut Mulyasa
Metode inquiry adalah metode yang mempu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif.

Macam-Macam Metode Pembelajaran dalam pembelajaran di kelas :

Metode ceramah.

a. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi tersebut.

b. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka.

c. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara individual atau kelompok.

d. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.

e. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari.

f. Metode Tutorial/Bimbingan

Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa.

Referensi :

http://www.rezaervani.com/arsip/materi_forum_ilmu_3/forumilmu3yusiriksa.pdf

http://sman1sukaraja.com/index.php?option=com_content&view=article&id=36:where-did-the-installer-go&catid=28:ipa&Itemid=41

http://blogger.kebumen.info/blogsearch/sumber-sumber+yang+mempengaruhi+teknologi+pembelajaran+++akhmad++++.shtml

http://one.indoskripsi.com/node/2091

http://umum.kompasiana.com/2009/06/08/macam-macam-metode-pembelajaran/

Barbara B. Seels dan Rita C. Richey.1995. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya, (terjemahan Dewi S. Prawiradilaga, dkk)





Kelompok :

1. Juliana Khairina Harahap 09.046

2. Juli Theresia Siahaan 09.072

3. Maria Mayangsari Sianturi 09.92

4. Agiska Tarigan 09.060

5. Sarah Situmorang 09.78

Kamis, 25 Februari 2010

Ubiquitous Computing featuring E-Learning; tugas2

~ Ubiquitous Computing


a) Pengertian

Istilah ubiquitous computing pertama kali dimunculkan oleh Mark Weiser, seorang peneliti senior pada Xerox Palo Alto Research Center (PARC) pada tahun 1988 pada sebuah forum diskusi di lingkungan internal pusat riset tersebut. Istilah ini kemudian tersebar lebih luas lagi setelah Weiser mempublikasikannya pada artikelnya yang berjudul ”The Computer of the 21st Century” di jurnal Scientific American terbitan September 1991.

Ubiquitous computing is the method of enhancing computer use by making many computers available throughout the physical environment, but making them effectively invisible to the user

Jika diterjemahkan secara sederhana, ubiquitous computing dapat diartikan sebagai metode yang bertujuan menyediakan serangkaian komputer bagi lingkungan fisik pemakainya dengan tingkat efektifitas yang tinggi namun dengan tingkat visibilitas serendah mungkin.

Terminologi komputer dalam dunia ubiquitous computing tidak terbatas pada sebuah PC, notebook, ataupun PDA tetapi berwujud sebagai macam-macam alat yang memiliki sifat demikian natural, sehingga seseorang yang tengah menggunakan ubiquitous computing devices tidak akan merasakan bahwa mereka tengah mengakses sebuah komputer.

Latar belakang : berasal dari sejumlah pengamatan dan studi di PARC terhadap PC, bentuk komputer yang paling dikenal luas oleh masyarakat. PC yang mempunyai kegunaan dan manfaat demikian besar ternyata justru seringkali menghabiskan sumberdaya dan waktu bagi penggunanya, karena penggunanya harus tetap berkonsentrasi pada unit yang mereka gunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, PC justru membuat mereka terisolasi dari aktifitas lainnya, PC justru menambah beban untuk tetap menjaga konsentrasi dan fokus pemikiran kita pada sang alat.

b) Aspek-aspek pendukung Ubiquitous Computing

* Natural Interfaces : penggunaan aspek-aspek alami sebagai cara untuk memanipulasi data.

* Context Aware Computing : cabang dari ilmu komputer yang memandang suatu proses komputasi tidak hanya menitikberatkan perhatian pada satu buah obyek yang menjadi fokus utama dari proses tersebut tetapi juga pada aspek di sekitar obyek tersebut.

* Micro-nano technology


~ E – Learning

E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet.

Beberapa hal mengenai E-Learning :

• Pembelajaran dengan perangkat komputer : Pada umumnya perangkat

dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal.

• Pembelajaran jarak jauh : Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.

• Pembelajaran formal vs. informal : E-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait.

• Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.


~ Ubiqitous Computing + E-Learning

Perangkat baru ini dapat disediakan kepada lebih banyak murid ketimbang komputer desktop biasanya. Dipasangkan dengan jaringan yang efisien dan praktis, siswa dapat membawanya ke mana saja untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas dan dapat dibawa pulang bahkan dapat dimasukkan dalam kantong kecil sekalipun. Misalnya, siswa tidak perlu lagi direpotkan dengan membawa laptop atau notebook untuk melihat pemberian tugas yang diberikan. Dengan adanya aplikasi Ubiquitous Computing yang memliki cara kerja hardware seperti cara kerja media yang sama dengan bentuk yang praktis. Alat –alat seperti monitor, keyboard, dan Mouse, memberikan tingkat efisiensi yang baik.


Daftar Pustaka

Santrock, John W.2004.Psikologi Pendidikan.Kencana.Jakarta

Munir.2008.Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.Alfabeta.Bandung


26 Februari 2010

Sarah Y Situmorang

091301078

Kamis, 11 Februari 2010

Penggunaan Internet di Kelas ; tugas 1

Berikut ini adalah cara efektif untuk menggunakan Internet di dalam kelas :

1. Membantu menavigasi dan mengintegrasikan pengetahuan.

Internet punya database informasi besar tentang berbagai topik yang diorganisasaikan dalam banyak cara yang berbeda. Saat murid mengeksplorasi sumber – sumber internet, mereka bisa menempatkan sendiri karya mereka dalam riset dengan menyusun proyek yang mengintegrasikan informasi dari beragam sumber.

2. Mendorong belajar bersama.

Salah satu cara yang paing efektif untuk menggunakan internet di kelas ialah melalui aktivitas proyek atau tugas untuk kelompok yang kecil. Internet memiliki banyak informasi yang berbeda – beda yang dapat dimanfaatkan kelompok untuk memperbaiki tugas atau penelitian mereka. Salah cara pembelajaran kolaboratif dengan menggunakan internet adalah menyuruh satu kelompok untuk mensurvei suatu topik. Murid dapat menyusun survei sendiri, menempatkannya di internet dan berharap mendapat respons dari sejumlah kalangan di tempat lain di dunia dalam beberapa hari. Mereka lalu mengorganisasikan, menganalisis dan meringkas data dari survei lalu membaginya dengan kelas lain di sluruh dunia.

3. Menggunakan e-mail.

Makin banyak tugas inovatif menggunakan e-mail. Murid juga dapat berkomunikasi satu sama lain. Dalam proyek Global Lab, kelas di seluruh dunia saling terkoneksi dan murid di suatu negara dapat berkomunikasi via e-mail dengan murid di sejumlah negara lainnya. Proyek Global Lab disusun sebagai jaringan laboratorium ilmu pengetahuan.

Dalam tulisan itu, secara ilustratif disebutkan bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa:

1) komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara, 2) Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kalkulator, dsb. 3) Videophone bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV, 4) alat-alat musik, 5) alat olah raga, dan 6) bingkisan untuk makan siang. Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar.

Sebagai seorang pelajar, saya juga mengalami manfaat internet di dalam kelas. Semasa duduk di bangku SMA, sebagian besar murid – murid di sekolah telah mulai memanfaatkan fasilitas WiFi. Mungkin memang tidak semua yang setiap hari membawa laptop atau notebook. Namun dengan mudah dan praktisnya menggunakan handphone mereka (yang daapt mengakses WiFi) dan langsung browsing. Ada yang memanfaatkannya untuk browsing artikel tugas – tugas, dan tidak jarang juga yang menggunakaannya hanya sekedar untuk bermain games online. Hal ini tentu saja tidak patut ditiru.

Sebagian besar lain murid yang telah sering membawa laptop ke sekolah dapat dengan mudah browsing segala sesuatu yang diinginkan. Tidak semua pengajar yang membuka hati dan setuju akan penggunaan internet di kelas ini. Karena sebagian dari mereka menyangka bahwa murid akan membuka hal – hal yang ’aneh’ saat pemebalajaran berlangsung. Namun bagi pengajar yang mengerti dan menganggap internet adalah suatu metode belajar yang mendukung, mereka akan mempersilahkan muri – murid untuk menggunakan laptop sambil belajar. Hal ini masih jarang terjadi di beberapa sekolah. Apalagi masih terdapat pengajar yang belum begitu memahami apa itu internet dan bagaimana cara penggunaannya.

Pada intinya, internet di kelas perlu diterapkan agar pengetahuan murid – murid semakin luas akan dunia yang belum pernah diketahuinya. Dengan demikian, pembelajaran di sekolah dapat lebih diterima dengan sempurna.

Daftar Pustaka

Santrock, John W.2004.Psikologi Pendidikan.Kencana.Jakarta

Munir.2008.Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.Alfabeta.Bandung

11 Februari 2010

Sarah Y Situmorang

091301078