Selasa, 09 Oktober 2012

Analisis pengalaman pribadi berdasarkan teori belajar B.F Skinner


Pengalaman pribadi :
Kali ini saya berbagi sedikit cerita tentang keluarga baru yang saya dapatkan belum lama ini di kampus Psikologi, Psychestra Harmony Family. Pada awal terbentuknya kelompok paduan angklung ini, seorang pelatih yang didatangkan langsung dari Bandung menjadi motivasi bagi kami. Kalau teman-teman dulu mengatakan “iyalah ce.. masih muda abang itu, baik, ngajarnya lembut, ramah lagi..” Minggu demi minggu, bulan demi bulan berjalan, latihan terus – menerus dan pada akhirnya kami tampil pertama kalinya di depan umum yaitu pada saat Dies Natalis Psikologi tahun ini. Saya pribadi melihat ternyata tidak sedikit dari teman-teman yang akhirnya mengetahui serta menyadari bahwa bermain angklung itu tidaklah semudah yang dibayangkan selama ini. Baik dalam hal tempo, menjaga emosi saat memainkan angklung, serta membutuhkan fokus pada pendengaran terhadap permainan teman lainnya.
Setelah tampil membawakan beberapa lagu di acara puncak Dies Natalis Psikologi, mulai bermunculan teman-teman lain yang ingin bergabung bersama kami. Yaa.. yang awalnya mereka underestimate terhadap kelompok ini, mulai penasaran dan mendaftarkan diri. Alhasil, hasil usaha dan kerja keras latihan selama beberapa minggu, kami dapat menunjukkan diri dalam event yang lebih besar yaitu Gala Dinner Dies Natalis USU ke – 60. Dan berkat seorang anggota kami yang ternyata berelasi dengan MC Gala Dinner saat itu, Psychestra Harmony dapat on air di salah satu radio paling hits di kota Medan, 104.6 Star FM. Sungguh kesempatan dan pengalaman yang dapat membuktikan bahwa melalui proses pembelajaran, salah satu budaya bangsa dapat tetap kita lestarikan dan kembangkan meskipun mungkin tidak berasal dari daerah tempat tinggal kita.


Pembahasan  :
Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku. Tidak sedikit dari teman-teman yang baru pertama kali mengenal bahkan menyentuh angklung akhirnya menyadari bahwa bermain angklung tidaklah semudah yang dibayangkan. Mulai belajar tehnik bermain yang benar dari pelatih dan dituntut untuk menjaga interaksi sesama pemain agar nada-nada lagu yang dimainkan tidak putus. Respon yang diterima seseorang terbentuk karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan memengaruhi respon yang dihasilkan. Penampilan go public perdana kami mampu menghipnotis teman-teman lain yang awalnya underestimate dengan angklung serta yang hanya bisa berkata "aaaah.. kecil lah cuma digetarkan gitu doang kan mainnya.." pada akhirnya berubah pikiran dan bergabung. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya memengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Keputusan mereka yang baru bergabung dengan angklung, tentu mau tidak mau menuntut mereka untuk mau belajar dan berbagi ilmu dengan teman-teman yang sudah terlebih dahulu belajar lagu-lagu yang dimainkan. Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Respon awal yang kurang baik akhirnya dapat membuat Psychestra Harmony semakin dipandang bukan hanya di dalam kampus, untuk melestarikan salah satu warisan budaya kesenian bangsa ini.

Tidak ada komentar: